Rabu, 01 Juli 2015

ETIKA SEBAGAI PENGONTROL DALAM PENCAPAIAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN



ETIKA BISNIS BUKAN LAH PEMBATAS DALAM PENCAPAIAN KEUNTUNGAN AKAN TETAPI SEBAGAI KONTROLING
Tidak dikatakan sebagai bisnis jika tujuan dari seseorang melakukan sebuah usaha adalah bukan untuk mendapatkan keuntungan , namun kemudian apakah keutungan lalu dijadikan sebagia satu satunya tujuan pokok, jika iya . maka dapat dipastikan orang tersebut tidak akan pernah merasa cukup dengan apa yang telah didapatkanya.
Ketika seseorang yang menjadikan keuntungan sebagai satu satunya tujuannya dalam melakukan sebuah bisnis, maka dapat dipastikan bahwa ia pasti akan melakukan segala cara untuk bisa mendapakan keuntungan secara maksimal,

Ketika itu sudah terjadi maka akan banyak pihak yang dirugikan , dikarenakan seseorang yang sudah ambisius akan mekukan hal hal yang melanggar etika dalam berbisnis, banyak sekali pelanggran yang terjadi dalam sebuah bisnis yang berdampak negative bagi banyak pihak, saya contohkan disini seseorang yang memperkerjakan anak dibawah umur untuk menekan biaya produksi, mengapa menekan biaya produksi,, karena apabila SDM yang diperkerjakan pastilah gaji yang ditentukan pun hanya ditentukan oleh sebelah pihak, sehingga akan sewenang wenang ketika menentukan gaji bagi karyawan tersebut, masalah yang akan ditimbulkan tidak hanya akan berhenti disitu, produk yang akan dihasilkan pun kwalitasnya tidak akan maksimal, karena SDM yang mengolah bukanlah SDM yang professional. Masalah lainnya anak tersebut juga akan terampas hak- haknya , dan akan banyak lagi hal lainnya yang akan ditimbulkan
Disinilah peran dari etika bisnis akan nyata diperlukan , salah satunya sebagai pengontrol ataupun juga disebut pengendali, agar seorang pebisnis tidak melakukan kegiatan bisnis yang melanggar etika bisnis. Sehingga keutunganbisnis tidak dijadikan satu satunya tujuan bisnis pribadi ataupun kelompok, akan tatapi juga bagi orang lain.

Dalam salah satu teorinya Ronald Duska menegaskan bahwa kita harus membedakan antara purpose (maksud) dan motive(motivasi). Maksud bersifat obyektif dan motivasi bersifat subyektif. Sebagai contoh kita memberi sedekah pada seorang pengemis supaya bisa makan (maksud),sedangkan motivasi kita adalah belas kasihan. Motivasi menjelaskan mengapa kita melakukan sesuatu dan maksud membenarkan perbuatan kita itu. Keuntungan bukanlah maksud dari bisnis. Maksud bisnis adalah menyediakan produk atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat. Keuntungan hanya sekedar motivasi untuk mengadakan bisnis.
Dalam teori tersebut dapat dijelaskan bahwa, seseorang melakukan bisnis hendaknya mempunyai maksud adalah untuk memenuhi kebutuhan orang banyak , dan apabila kita mendapatkan keutungan itu adalah motivasi kita untuk melakukan bisnis.

Perlu diingat juga bahwa hal buruk pasti tidak akan bertahan lama, sehingga perlu dipikirkan lagi apabila ingin membuat usaha  tetapi melanggar etika yang berlaku.
Ketika kita beranggapan bahwa Etika Bsnis adalah pembatas kita dalam memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya , sebenarnya tidak begitu, karena dengan kita mematuhi etika bisnis justru kelangsungan perusahaan akan terjamin, karena dikelola berdasarkan etika, sehingga para SDM yang ada didalam nya pasti akan menerapakan sifat sifat berikut : Integritas, komunikasi baik, Terbuka, Kridibilitas Dan team work. Dengan begitu akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif.